Series: | NA |
Publisher: | NA |
Genres: | Kelas X |
Authors: | NA |
Pages: | NA |
Binding: | Hardcover |
Pemeran dalam seni teater merupakan elemen penting guna
mewujudkan peristiwa budaya di atas panggung, untuk itu pemeran sebelum
memasuki peranannya harus menguasai badannya secara nyata. Pada tahap
demikian pemeran harus belajar demi pencapaian kualitas badan secara
menyakinkan agar enak ditonton. Pemeran belajar menguasai tubuh
memerlukan waktu yang panjang, kontinyu, dan tidak terburu-buru. Pada
tahap penguasaan tubuh seorang pemeran harus bersabar dan tidak boleh
ada rasa jenuh.
Pemeran adalah manusia yang mewujudkan peran yang ditulis oleh
seorang penulis lakon ke dalam seni teater. Pemeran memiliki fungsi sebagai
penemu, penafsir utama peran yang akan dimainkan, dan mewujudkan tafsir.
Guna mewujudkan tafsir tersebut seorang pemeran melibatkan seluruh potensi
diri, baik yang bersifat fisik (badan), non fisik ( jiwa) dan intelektual. Tugas
pemeran adalah mencipta dan mewujudkan peran dengan keseluruhan fisik
dan sukma. Untuk mewujudkan peran seorang pemeran memerlukan
pengetahuan tentang penguasaan dirinya untuk memainkan peran yang akan
dimemainkan.
Pemeran harus menguasai dasar-dasar pemeranan sebagai landasan
kerja penciptaan peran. Calon pemeran dituntut untuk menguasai dasar
pemeran, mempelajari, dan melatih diri secara teknik. Badan pemeran sangat
dominan di atas pentas, oleh karena itu penguasaan badan sangat mutlak.
Badan yang kaku, dan tidak terkuasai akan menghancurkan pemeran itu
sendiri, dan itu tidak dikehendaki demi keberhasilan seni peran. Untuk
menjaga keberhasilan seni berperan, maka calon pemeran harus mengetahui
tubuh, apa saja yang merangkai, tulang-tulang dan otot, dan bagaimana cara
menggunakannya dan lain-lain.
Seorang pemeran adalah seorang seniman yang menciptakan peran
yang digariskan oleh penulis naskah, sutradara, dan dirinya sendiri. Seorang
seniman yang bekerja penciptaan maka harus tahu alat dan sarana yang akan
dipergunakan untuk pekerjaannya. Alat dan sarana adalah tubuh dan jiwanya
sendiri. Tidak ubahnya seniman yang yang harus tahu betul alat dan sarana
yang digunakan. Misalnya seorang pelukis, dia harus tahu fungsi dan manfaat
dari kuas, palet, pensil, cat, kanvas, figura, dan spanram. Pelukis harus mahir
dan tahu fungsi kuas no. 3, palet besar dan palet kecil, perlakuan cat jenis,
perbedaan cat minyak, cat air, dan akrilik. Penguasaan alat dan bahan harus
di luar kepala. Begitu juga dengan seorang pemeran, dia harus tahu betul
bagaimana berjalan gagah, jalannya orang yang sudah sangat tua, cara
membungkuk, cara menengok, cara melambai, bagaimana posisi punggung
dan lain-lain.
Pemeran harus mengusai dasar-dasar pemeranan, karena merupakan
landasan kerja penciptaan peran. Modul dasar pemeranan untuk kelas X
semester 1 berisi tentang pengetahuan tubuh, suara dan panca indera dan
metode pelatihan olah tubuh ketahanan. Selain itu, modul ini juga berisi
tentang keterampilan olah tubuh ketahanan, memperoduksi suara sesuai
dengan teknik pernafasan, dan melaksanakan latihan panca indera.